Dalam pidatonya, Presiden Jokowi juga menyampaikan permohonan maaf, baik dari dirinya maupun dari Wakil Presiden Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin, untuk setiap harapan yang mungkin belum terpenuhi selama masa pemerintahan mereka.

“Saya dan Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin mohon maaf. Mohon maaf untuk setiap hati yang mungkin kecewa, untuk setiap harapan yang mungkin belum bisa terwujud, untuk setiap cita-cita yang mungkin belum bisa tergapai,” ujarnya.

“Sekali lagi, kami mohon maaf. Ini adalah yang terbaik, yang bisa kami upayakan bagi rakyat Indonesia, bagi bangsa dan negara Indonesia,” tambah Jokowi.

Meski demikian, Jokowi menyampaikan keyakinannya bahwa pemerintahan yang mengusung tema keberlanjutan akan membawa Indonesia menjadi negara yang kuat dan berdaulat.

Ia percaya bahwa dengan persatuan dan kerja sama, Indonesia akan mampu melompat lebih jauh dan mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.

“Saya tahu bahwa hasil yang kita capai pada saat ini belum sepenuhnya tuntas mencapai hasil akhir, belum sepenuhnya sesuai dengan harapan dan keinginan Bapak, Ibu semua. Namun, saya yakin dan percaya dengan persatuan dan kerja sama kita, dengan keberlanjutan yang terjaga, Indonesia sebagai negara yang kuat dan berdaulat akan mampu melompat dan menggapai cita-cita Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.