1. Bergabung dengan KIM Plus: PKS dianggap telah bergabung dengan KIM Plus, yang terlibat dalam praktik politik yang licik, curang, dan brutal selama Pilpres 2024.

2. Dukungan kepada Bobby Nasution: PKS mendukung Bobby Nasution dalam Pilgub Sumatra Utara (Sumut), yang dianggap sebagai bentuk pelanggengan politik dinasti Presiden Joko Widodo (Jokowi).

3. Kurangnya Respons terhadap Aspirasi Rakyat: PKS dianggap kurang mendengarkan aspirasi mayoritas rakyat dan lebih dipengaruhi oleh kepentingan elite partai dalam Pilkada yang akan datang.

“Semoga Allah SWT meridhoi niat baik kita demi kepentingan bangsa negara Indonesia yang kita cintai ini,” kata Soenarko menutup pernyataannya.

Sebelumnya, PKS memutuskan untuk memberikan dukungan kepada Bobby Nasution dalam Pilgub Sumut. Sekretaris Badan Pembinaan Wilayah (BPW) PKS Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) Irfan Aulia menyebutkan bahwa partainya memberikan dukungan ini berdasarkan beberapa alasan.

Bobby Nasution dinilai memiliki komitmen untuk pembangunan Sumut, termasuk dalam pemberantasan korupsi, narkotika, pembangunan berbasis keumatan, dan mendukung kemerdekaan Palestina.

Irfan menjelaskan bahwa sebelum memutuskan untuk mendukung Bobby, PKS juga telah melakukan komunikasi dengan Edy Rahmayadi, pejawat gubernur saat ini.

Namun, Edy dinilai tidak memenuhi syarat yang diajukan PKS untuk mengkonsolidasikan dukungan partai lain, sehingga PKS memilih untuk mendukung Bobby Nasution.