Jakarta, Gribnews.id – Keputusan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024 telah memicu gejolak di internal partai.

PKS memilih untuk meninggalkan dukungan terhadap Anies Rasyid Baswedan dan mendukung pasangan M Ridwan Kamil-Suswono dalam Pilgub Jakarta. Akibat keputusan ini, sebanyak 28 Dewan Pakar PKS mengumumkan pengunduran diri mereka.

Pernyataan sikap ini dibacakan oleh Mayjen (Purn) Soenarko, salah satu anggota Dewan Pakar PKS, dalam sebuah video yang dirilis pada Senin, 26 Agustus 2024.

Soenarko menjelaskan, keputusan pengunduran diri ini diambil setelah mereka merasa bahwa arah perjuangan PKS telah menyimpang dari prinsip awal partai.

“Pernyataan sikap, pada hari ini, Senin 26 Agustus 2024, kami bersama 28 anggota Dewan Pakar PKS ramai-ramai mengundurkan diri yang pada mulanya masuk PKS karena kami meyakini bahwa Partai Keadilan Sejahtera adalah partai yang istiqomah dalam memperjuangkan Indonesia yang lebih baik. Namun, sampai pada Pemilu 2024 yang lalu kami masih berjuang bersama PKS,” ujar Soenarko di Jakarta, dikutip pada Selasa (27/8/2024).

Ke-28 Dewan Pakar PKS tersebut merupakan bagian dari 45 orang yang dilantik di kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan pada 17 Oktober 2023.

Soenarko menjelaskan bahwa keputusan mereka untuk hengkang didasarkan pada pandangan bahwa PKS kini lebih berorientasi pada kekuasaan daripada perjuangan rakyat.

Menurut Soenarko, ada tiga alasan utama di balik keputusan mundur ini:

1. Bergabung dengan KIM Plus: PKS dianggap telah bergabung dengan KIM Plus, yang terlibat dalam praktik politik yang licik, curang, dan brutal selama Pilpres 2024.

2. Dukungan kepada Bobby Nasution: PKS mendukung Bobby Nasution dalam Pilgub Sumatra Utara (Sumut), yang dianggap sebagai bentuk pelanggengan politik dinasti Presiden Joko Widodo (Jokowi).

3. Kurangnya Respons terhadap Aspirasi Rakyat: PKS dianggap kurang mendengarkan aspirasi mayoritas rakyat dan lebih dipengaruhi oleh kepentingan elite partai dalam Pilkada yang akan datang.

“Semoga Allah SWT meridhoi niat baik kita demi kepentingan bangsa negara Indonesia yang kita cintai ini,” kata Soenarko menutup pernyataannya.

Sebelumnya, PKS memutuskan untuk memberikan dukungan kepada Bobby Nasution dalam Pilgub Sumut. Sekretaris Badan Pembinaan Wilayah (BPW) PKS Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) Irfan Aulia menyebutkan bahwa partainya memberikan dukungan ini berdasarkan beberapa alasan.

Bobby Nasution dinilai memiliki komitmen untuk pembangunan Sumut, termasuk dalam pemberantasan korupsi, narkotika, pembangunan berbasis keumatan, dan mendukung kemerdekaan Palestina.

Irfan menjelaskan bahwa sebelum memutuskan untuk mendukung Bobby, PKS juga telah melakukan komunikasi dengan Edy Rahmayadi, pejawat gubernur saat ini.

Namun, Edy dinilai tidak memenuhi syarat yang diajukan PKS untuk mengkonsolidasikan dukungan partai lain, sehingga PKS memilih untuk mendukung Bobby Nasution.