Jakarta — PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah mengumumkan rencana ambisius untuk mencapai target emisi nol karbon (net zero emission/NZE) pada tahun 2060. Dalam upayanya, PLN akan menggantikan 800 unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) serta mengimplementasikan program biomassa.

Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto, menyampaikan hal tersebut dalam Sesi Plenari Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta, Kamis (5/9/2024).

Dengan tema “Future of Energy Transition in Emerging Economies,” forum ini menjadi platform bagi para pemimpin global untuk membahas solusi perubahan iklim.

“Untuk mencapai target emisi nol karbon, Indonesia memerlukan investasi sebesar Rp700 miliar dolar AS untuk menyediakan 423 gigawatt (GW) Energi Baru Terbarukan (EBT),” ujar Wiluyo. Investasi ini mencerminkan komitmen besar PLN dalam mengurangi jejak karbon mereka.

Saat ini, PLN telah membatalkan 13,3 gigawatt PLTU yang direncanakan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028. Selain itu, 1,2 gigawatt PLTU yang sudah menandatangani Power Purchase Agreement (PPA) juga dibatalkan, dan 1,1 gigawatt PLTU telah diganti dengan energi terbarukan.

“Sebanyak 1,2 gigawatt PLTU yang telah menandatangani PPA telah dibatalkan, dan kami juga telah mengganti 1,1 gigawatt PLTU dengan sumber energi terbarukan,” jelasnya.

Dalam forum yang sama, Wiluyo menjelaskan inisiatif De-Dieselisasi PLN, yaitu penggantian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan pembangkit yang lebih ramah lingkungan. PLN sedang mengembangkan PLTD hibrida dengan kombinasi energi terbarukan seperti panel surya dan baterai.

“Kami memiliki sekitar 5.000 unit PLTD di seluruh Indonesia. Program ini telah mengurangi total emisi kumulatif sekitar 3,7 juta ton CO2,” tambahnya.

ISF 2024 adalah forum resmi Pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk mendorong pertukaran ide dan solusi terkait perubahan iklim. Perhelatan ini melibatkan berbagai agenda, termasuk sesi utama, dialog tingkat tinggi, pameran, serta Gala Dinner yang akan diadakan di Monumen Nasional (Monas).

Gala Dinner tersebut akan dipimpin oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin, dihadiri oleh 500 tamu undangan VIP, dan akan menampilkan pertunjukan video mapping serta sajian kuliner khas Nusantara.